Hanya karangan fiksi dari buah pikiran seorang remaja…, selamat membaca :’)
Pagi itu, semua anak sibuk mengambil
ijazah masing²…tak terbesit di benakku, hari itu adalah hari terakhir aku
melihat sosoknya, dan setelah itu, mungkin aku takkan bisa melihatnya lagi..
dia beda SMA denganku, dan bodohnya aku sangat tidak peka…
Jika
mengingat percakapan absurd itu, seolah² banyak kupu² menari di perutku dengan
lincahnya, ku hanya tertawa sesaat ketika mengingat kata²nya saat meledekku,
dan ku terlempar keras dari tidur panjangku selama ini….
Lucu..mungkin
sangat lucu, Tuhan mungkin akan tertawa jika melihat kita diam² saling
mendoakan, tapi menyebut nama Tuhan dengan panggilan berbeda…
Ku
memanggil-Nya dengan sebutan Allah, dan kau memanggilnya dengan sebutan Jesus.
Kita saling mendoakan satu sama lain, tapi menyebut nama Tuhan saja sudah
berbeda. Jika ku bisa melihat Tuhan, mungkin Tuhan sudah tertawa keras melihat
kita.
Kita
berbeda sayang…,aku mengadahkan tangan, dan kau mengepalkan tangan saat kita
bertemu dalam doa. Kita berbeda dalam segala hal, Tuhan mungkin saja tertawa,
bagaimana dia bisa merestui perasaan kita?
Kita seolah² tak
memandang perbedaan ini, tapi lihatlah! Tuhan mentertawakan kita, apalagi
teman²ku? Mereka bahkan menganggapku gila, dan berharap aku tak pernah punya
perasaan terhadapmu. Tapi bagaimana menyingkirkan perasaan ini?
Tujuan ibadah
kita saja sudah berbeda, aku ke mesjid, dan kau ke gereja, kita tak sejalan
rupanya…
Tapi bagaimana? Ku bahkan dengan
bodohnya mendoakanmu setiap hari, bercerita kepada Tuhanku tentangmu, mungkin Tuhanku bosan karna setiap hari harus mendengar semua hal tentangmu yang
memanggil-Nya dengan sebutan berbeda, atau sebelum ku bercerita, Tuhanku sudah
tertawa kencang, dan aku harus bagaimana kasih?
Aku membawa zikir, dan kau membawa
salib, bagaimana ini? Tuhan meledek kita…..
Ku sering melihat teman²ku pacaran beda
agama, bahkan aku mentertawakannya, menganggap hal itu sebagai bahan gurauan,
tapi sekarang lihatlah?
Aku
berada di posisi seperti itu, dan kesalahan fatalnya, kita saling jatuh cinta,
dalam jurang perbedaan, ku bahkan bingung harus kuapakan rindu yang meluap²
setiap harinya, kita memang sering bertemu di mimpi dan di dalam doa, tapi aku
malu dengan Tuhanku…dia mentertawakan kita sayang, aku bahkan sempat bertanya
ke Tuhanku, mengapa kita berbeda dalam segala hal? Aku tak mendengar jawaban
Tuhan…
Tuhan
memang satu, tapi dalam memanggilnya saja kita sudah berbeda kasih…
Entahlah,
aku hanya menunggu jawaban Tuhanku, entah sampai kapan Tuhanku akan menjawab
doaku, aku akan menunggu jawaban Tuhanku…