Dwitasari :): Kadang, Kisah cinta tak hanya milik DUA ORANG
"Mencintai jadi begitu menakutkan jika kamu adalah pihak ketiga, penghancur segalanya"
Aku bahkan tak mengerti bagaimana statusku dengan dia. Dia dengan
istrinya dan aku juga bersamanya. Aku tak peduli bagaimana
mempersepsikan statusku, sebagai simpanan atau bahkan sebagai penghancur hubungan orang, tapi toh tidak separah itu. Aku tak menuntut banyak hal darinya, kami saling mencintai dan pentingkah status? Aku rasa tidak.
Lupakan makan malam romantis, berbagi coklat manis, atau bahkan tanganmu menghapus air mataku saat menangis.
Aku hanya kau temui secara sembunyi-sembunyi, saat kau meninggalkan
pekerjaanmu hanya untukku atau saat kau tidak bersama dengan istrimu.
Dalam waktu yang sangat singkat itu, aku berharap bisa terus menahanmu,
karena aku benci selalu jadi prioritas kedua, karena aku benci harus kehilangan kamu saat aku benar-benar membutuhkanmu.
Ada saat-saat dalam hidupku, saat aku tetap meyakini bahwa ini hanya
sementara. Aku masih meyakini suatu saat aku akan menjadi satu-satunya
untuk selamanya dalam hidupmu, kamu akan menangis memelukku saat aku
mengenakan gaun pengantin, kamu akan menjadi satu-satunya orang yang
aku lihat saat aku terbangun dari mimpi, kita akan bahagia. Aku masih menyakini bahwa aku tidak selamanya jadi yang kedua, aku tidak selamanya akan terus kausembunyikan.
Aku masih sibuk merancang mimpi indah untuk hubungan kita, walaupun
kutahu kau tak pernah menghabiskan waktumu hanya untuk memikirkan akhir
dari hubungan kita. Aku benci saat-saat kaumenghancurkan mimpiku
dengan mengatakan bahwa kautak mungkin meninggalkan istrimu dan juga
takkan mungkin meninggalkanku. Aku benci harus menata ulang mimpi itu dari awal tanpa kaumeminjamkan pundakmu saat aku menangis. Lalu, untuk apa kata cinta itu kauperdengarkan, jika kauTak bisa menjadikanku satu-satunya wanita yang kaucintai? Jika kauhanya bisa menyembunyikanku dari sorotan dunia? Jika kauhanya menutup-nutupi cerita kita dari istrimu?
Kita sering berkhayal dan bermimpi, khayalan yang akan membuat aku dan
kamu tertawa lepas, berbagi tawa dan bahagia dalam sebuah ketakutan bahwa hubungan rahasia ini akan diketahui oleh seseorang selain kita berdua.
Selama ini, saat aku bersamamu, aku lupa apa arti cinta. Perasaanku
mati untuk merasakan bahagia. Aku terbiasa dengan perasaan sakit yang
kubuat sendiri, aku terbiasa dengan kelakuanmu yang kadang tak menganggapku ada. Kamu terlanjur membuatku percaya, bahwa cinta adalah kesabaran menjadi orang ketiga. Aku terlalu lama menyiksa diriku sendiri, hanya untuk mengharapkanmu, kamu yang tak pernah menganggap perasaanku ada dan nyata. Aku juga ingin bahagia, seperti kamu dan istrimu. Aku ingin bahagia, tanpa harus bersembunyi dan dikejar rasa ketakutan.
Aku ingin bahagia. Dan jika bahagia berarti melupakanmu, akan terus aku coba untuk melakukannya. Aku
percaya bahwa sesuatu yang dipersatukan oleh Tuhan tidak dapat
dipisahkan oleh manusia. Aku percaya bahwa hubungan yang telah
dikuduskan oleh Tuhan tidak dapat dinodai oleh manusia. Aku ingin mengakhiri semua dosa ini. Jadi, biarkan aku jatuh cinta pada seseorang selain kamu,
yang akan mengutamakanku dalam berbagai hal, yang tidak akan
menyembunyikanku dari sorotan mata dunia, dan yang akan memayungiku
saat hujan mencoba menggelitik manja tubuhku. Jika bahagia berarti melupakan bayangmu yang terhisap kangen tadi malam, akan aku lakukan.
Istrimu berhak mendapatkan kesetiaanmu, dia tentu bukan wanita yang kau nikahi dalam ketergesa-gesaan. Cintailah dia seperti pertama kali cinta itu ada dan menggetarkan hatimu dengan luar biasa. Percayalah, aku akan menemukan bahagia. Kita
akan bahagia dalam jalan kita masing-masing, tanpa harus menyakiti
pihak lain, tanpa harus menyangkal Tuhan yang menyebabkan cinta itu ada.